Jumat, 16 Maret 2018

RAJAB MUDLOR




Dari Abu Bakroh, Nabi SAW bersabda :
الزَّمَانُ قَدِ اسْتَدَارَ كَهَيْئَتِهِ يَوْمَ خَلَقَ السَّمَوَاتِ وَالأَرْضَ ، السَّنَةُ اثْنَا عَشَرَ شَهْرًا ، مِنْهَا أَرْبَعَةٌ حُرُمٌ ، ثَلاَثَةٌ مُتَوَالِيَاتٌ ذُو الْقَعْدَةِ وَذُو الْحِجَّةِ وَالْمُحَرَّمُ ، وَرَجَبُ مُضَرَ الَّذِى بَيْنَ جُمَادَى وَشَعْبَانَ
Masa itu berputar sebagaimana keadaannya sejak Allah menciptakan langit dan bumi. Satu tahun itu ada dua belas bulan. Di antaranya ada empat bulan haram (suci). Tiga bulannya berturut-turut yaitu Dzulqo’dah, Dzulhijjah dan Muharram. (Satu bulan lagi yang menyendiri adalah) RAJAB MUDLOR yang terletak antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban.” [HR. Bukhari – Muslim]
Apa yang dimaksud dengan RAJAB MUDLOR pada hadits di atas? Mudlor adalah nama Qabilah. Imam Nawawi dalam Syarah Muslim menjelaskan bahwa dahulu Qabilah Rabi’ah dan Qabilah Mudlor berbeda dalam menentukan bulan rajab. Qabilah Rabi’ah menganggap Bulan Rajab adalah bulan Ramadhan seperti pengertian sekarang ini yakni bulan ke 9 dalam kalender hijriyah, Sementara Qabilah Mudlor menganggap Rajab adalah bulan rajab seperti yang kita pahami sekarang ini yaitu bulan ke bulan ke 7 dalam kalender hijriyah yang terletak antara antara Jumadil (akhir) dan Sya’ban. Ada pendapat lain mengatakan bahwa Qabilah mudlor adalah qabilah yang lebih banyak mengagungkan Rajab dari pada qabilah lainnya. [Syarah Shaih Muslim]
Rajab adalah salah satu dari Asyhurul hurum (bulan mulia) menurut istilah Rasulullah SAW, Sebagaimana Rajab adalah Bulan pilihan Allah menurut istilah Qatadah. Abu Ja’far Muhammad bin Jarir al-Thabari, atau familier disebut imam Al-Thabari seorang ahli tafsir ternama (225 H - 310 H) menceritakan bahwa seorang pembesar dari kalangan Tabi’in, Qatadah bin Di’amah as-Sadusy al-Bashri (61 H-117 H) berkata : mengatakan;
إن الله اصطفى صَفَايا من خلقه
“Sesungguhnya Allah SWT telah menentukan pilihan diantara kalangan makhluk-Nya”, Yang terpilih dari Kalangan malaikat adalah mereka yang dijadikan-Nya sebagai utusan, dari kalangan manusia adalah para nabi-Nya, dari Kalam-Nya adalah Al-Qur'an, dari bumi ini adalah masjid, dari himpunan bulan-bulan adalah Ramadhan dan bulan-bulan Haram (Dzul Qa 'dah, Dzul Hijjah, Muharram dan RAJAB), dari himpunan hari-hari adalah hari Jum'at, dan dari waktu-waktu malam adalah malam Lailatul Qadar. Oleh sebab itu, agungkanlah apa yang diagungkan oleh Allah SWT , karena sesungguhnya pengagungan itu hanyalah kepada apa yang diagungkan oleh Allah SWT Demikianlah menurut orang yang memiliki pemahaman dan berakal." [Tafsir At-Thabari]
Mengingat keberadaaan bulan rajab sebagai bulan yang mulia, bulan pilihan dan bulan yang diagungkan Allah maka banyak dari kalangan para ulama memberikan ilustrasi untuk menjelaskan kedudukan dan keistimewaannya. Diantaranya adalah sebagai berikut :

Abu Bakr al Warraq al Balkhi rahimahullah mengatakan :
شهر رجب شهر للزرع و شعبان شهر السقي للزرع و رمضان شهر حصاد الزرع
“Rajab adalah bulan untuk menanam, Sya’ban adalah bulan untuk mengairi dan Ramadhan adalah bulan untuk memanen” [Lathaiful Ma’arif]
Ulama yang lain mengatakan,
السنة مثل الشجرة و شهر رجب أيام توريقها و شعبان أيام تفريعها و رمضان أيام قطفها و المؤمنون قطافها جدير بمن سود صحيفته بالذنوب أن يبيضها بالتوبة في هذا الشهر و بمن ضيع عمره في البطالة أن يغتنم فيه ما بقي من العمر
“Waktu setahun itu laksana sebuah pohon. Bulan Rajab adalah waktu menumbuhkan daun, Syaban adalah waktu untuk menumbuhkan dahan, dan Ramadhan adalah bulan memanen, pemanennya adalah kaum mukminin. (Oleh karena itu), mereka yang “menghitamkan” catatan amal mereka hendaklah bergegas “memutihkannya” dengan taubat di bulan-bulan ini, sedang mereka yang telah menyia-nyiakan umurnya dalam kelalaian, hendaklah memanfaatkan sisa umur sebaik-baiknya (dengan mengerjakan ketaatan) di waktu tersebut. [Lathaiful Ma’arif]
Imam Al-Baihaqi (384 H-458 H) dalam kita Syu’abul Iman meriwayatkan bahwa Imam Syafi’i (150 H- 204 H) mengatakan :
وبلغنا أنه كان يقال إن الدعاء يستجاب في خمس ليال في ليلة الجمعة ، وليلة الأضحى ، وليلة الفطر ، وأول ليلة من رجب ، وليلة النصف من شعبان
Telah sampai kepada kami; maqalah yang mengatakan bahwa sesungguhnya doa itu mustajabah pada lima tempat yaitu malam jum’at, Malam idul Adha, Malam Idul fitri, Awal Malam bulan rajab, Malam Nishfu Sya’ban. [Syu’abul Iman] Wallahu A’lam. Semoga Allah albari membuka hati dan pikiran kita untuj memuliakan apa yang dimuliakan Allah sehingga kita mendapatkan kemuliaan dari-Nya

SHARE THIS

0 komentar: